Pemerintah Kabupaten [Pemkab] Purbalingga di Provinsi Jawa Tengah mengaku kepincut pada sukses Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] dengan menyiapkan ´anggaran daerah 2024´, untuk melanjutkan pengembangan Pertanian CSA di luar lokasi SIMURP saat ini, yakni Kecamatan Bukateja dan Kemangkon.
Pengakuan dan komitmen Pemkab Purbalingga dikemukakan Kepala Dinas Pertanian, Mukodam pada kegiatan Monitoring dan Evaluasi [Monev] yang digelar Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] di Purbalingga, awal November 2023.
"Program SIMURP akan terus dikembangkan di Purbalingga. Teknologi CSA terbukti ampuh menjaga produksi dan produktivitas padi sawah tetap stabil, bahkan meningkat meskipun terdampak El Nino," kata Mukodam didampingi Hasan Latuconsina, Tim Teknis SIMURP dari Pusluhtan BPPSDMP Kementan.
Kadistan Mukodam menambahkan, Pemkab Purbalingga akan menyediakan anggaran daerah 2024 bagi para penyuluh melakukan pendampingan dan pengawalan Pertanian CSA di luar lokasi CSA saat ini, Kecamatan Bukateja dan Kemangkon, melalui upaya sosialisasi dan replikasi CSA.
Upaya Pemkab Purbalingga sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman kepada jajarannya di Kementan maupun dinas terkait di daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi untuk 2024.
“Tidak ada basa basi dalam membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” katanya saat membuka Rakor Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung 2024 di Jakarta, Senin [30/10].
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi pada pemerintah daerah untuk mendukung program Kementan melalui SIMURP.
"Selain untuk pengelolaan dan pengembangan irigasi partisipatif menuju modernisasi irigasi pada masa yang akan datang, juga integrasi kebijakan nasional dan kebijakan daerah," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa Program SIMURP berada di garis terdepan menangkal El Nino melalui Alternate Wetting and Drying (AWD) di lahan sawah dan berhasil signifikan menurunkan gas metan.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya mengatakan SIMURP juga membangun pemupukan berimbang dan menggaungkan program pestisida nabati, untuk mengurangi pestisida kimia, apalagi saat ini harga pupuk kimia terus melambung.
"Tujuan CSA SIMURP adalah peningkatan Intensitas Pertanaman, meningkatkan produktivitas dan pendapatan sektor pertanian dan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca," katanya.
Kadistan Purbalingga, Mukodam pada kegiatan Monev SIMURP 2023 menegaskan komitmen untuk melakukan pembinaan, pengawalan hingga penerapan teknologi CSA di wilayah kegiatan SIMURP maupun Non CSA, karena terbukti meningkatkan produksi padi meski terdampak El Nino.
Kegiatan Monev 2023 di Purbalingga dihadiri Hasan Latuconsina, Tim Teknis SIMURP dari Pusluhtan BPPSDMP Kementan dan Pelaksana Teknis SIMURP Purbalingga, Seno Banyumurti.
Mukodam menambahkan, selain kelompok tani [Poktan] Penerima Manfaat SIMURP, pihaknya juga akan membina dan mengawal Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] dan Kelompok Wanita Tani [KWT] binaan SIMURP meskipun programnya akan segera berakhir.
"Pemkab Purbalingga juga akan memfasilitasi kelompok tani, KEP dan KEP untuk menjalin kerjasama dengan stakeholders utama dari aspek permodalan hingga distribusi dan pemasaran hasil produksi pertanian Purbalingga," katanya.
sumber: https://www.berita2bahasa.com/mb2b/berita/08/324611-monev-2023-pemkab-purbalingga-lanjutkan-csa-dengan-anggaran-daerah-2024