JEMBER – Slogan agar “Pertanian Tidak Berhenti” mendorong semangat penyuluh pertanian di BPP Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, untuk tidak berhenti melakukan inovasi. Berbekal ilmu tentang pembuatan pestisida nabati dari pelatihan Climate Smart Agriculture (CSA) yang diajarkan pada Training of Farmer (ToF) Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), penyuluh pertanian di BPP Ajung berhasil mengembangkan pestisida nabati menjadi produk yang dapat dijual.
Bekerja sama dengan Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura Tanggul Jember, penyuluh pertanian dari BPP Ajung mengujicobakan dua varian pestisida nabati, yaitu Beauveria Bassiana dan Pseudomonas Fluoresca. Beauvaria Bassiana digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti wereng coklat dan wereng hijau, sedangkan Pseudomonas Fluoresca untuk mengatasi penyakit seperti blas dan kresek atau daun kering pada padi.
Saat ini pestisida nabati diproduksi di BPP Ajung dan telah digunakan oleh Kelompok Tani pada wilayah kerja BPP Ajung. Satu kemasan pestisida nabati isi 1000 ml dijual dengan harga Rp30.000,00. Saat ini penggunanya masih di kelompok tani pada BPP Ajung saja. Meski demikian, pengguna pestisida nabati memberikan banyak respon positif. Ke depannya diharapkan akan lebih banyak lagi inovasi dari para penyuluh untuk mendorong gerakan pembangunan pertanian Indonesia.
ditulis berdasarkan laporan Ahmad Yunus, Penyuluh Pertanian Kabupaten Jember, alumni ToM-CSA