KBRN, Jakarta : Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apa pun. Sejauh ini sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling berperan besar terhadap perbaikan ekonomi. Hal tersebut menuntut upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk para pelaku usaha, untuk bisa membangun pertanian.
Mengkonsumsi pangan lokal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh serta meningkatkan kesejahteraan petani. Pangan lokal juga merupakan bagian dari budaya dan budaya tersebut harus dijaga serta ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas secara massif dan gerakan itu harus dimulai dari diri sendiri.
“Pangan lokal di Indonesia sangat melimpah, mengkonsumsi pangan lokal dapat memperbaiki kualitas konsumsi masyarakat dan kita telah membantu petani kita sendiri. Dengan mencintai pangan lokal sama artinya dengan mencintai petani Indonesia,” tegas Mentan SYL.
Dalam acara Ngobras Volume 23 yang berlangsung Selasa (21/09/21) Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengajak agar seluruh insan pertanian untuk mengkonsumsi pangan lokal dan hindari pangan impor.
"Pangan lokal kita banyak dan itu harus dimanfaatkan. Dengan mengkonsumsi pangan lokal berarti kita membeli pangan dari petani Indonesia dan hal itu akan meningkatkan pendapatan petani. ,” ujar Dedi.
Menurut Dedi, salah satu pangan lokal Indonesia yang perlu dikedepankan adalah buah durian. Durian adalah buah eksotik tropis dan hanya ada di negara-negara tropis. Durian adalah kekayaan plasma nutfah Indonesia yang luar biasa.
Kepala BPPSDMP juga memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Agus Priyono, penyuluh Pertanian dari Kabupaten Kutai Kertanegara selaku narasumber acara Ngobras. Dedi berharap Agus dapat menyusun tulisan menjadi sebuah buku tentang pembudidayaan durian agar dapat dimanfaatkan oleh penyuluh serta petani di seluruh Indonesia.
Agus Priyono menjelaskan bagaimana proses budidaya durian termasuk proses pembuahan durian dengan menggunakan metode yang sudah diciptakan yang diberi nama “Metode Agno” yang merupakan singkatan dari Agus Priyono.
Metode Agno adalah menyediakan durian di luar musimnya dan sudah dikembangkan selama hampir 16 tahun dan mulai di publikasikan sejak PENAS XIII di Tenggarong, Kukar. Diharapkan dengan menggunakan metode ini petani ahli di lahannya masing-masing.
Secara rinci Agus menjelaskan bagaimana proses budidaya durian mulai dari memilih benih bermutu, jarak tanam dan penanaman, pemangkasan bentuk dalam pemeliharaan, pengairan, konservasi lahan, aplikasi dan konservasi agensia hayati, hingga pengendalian OPT secara terpadu.