Siapkan Anggaran Daerah 2024, Pemkab Purbalingga Akui Kepincut Sukses CSA       Monev 2023, Pemerintah Kabupaten Purbalingga Lanjutkan CSA dengan Anggaran Daerah 2024       Bertani Itu Keren, Jawa Timur Terus Tingkatkan Produksi Pangan       Produk CSA, Kementan Dukung KEP dan KWT di Pinrang Tembus Toko Swalayan       BPP SIMURP JAHARUN melaksanakan Uji Emisi Gas Rumah Kaca       BPP Ajung Jember Produksi Mandiri Pestisida Nabati Setelah Pelatihan CSA SIMURP       Getalor, Nugget Ayam Daun Kelor yang Bisa Jadi Peluang Bisnis       Bukti Bertani Itu Keren, Getalor Jadi Peluang Bisnis       Getalor Jadi Peluang Bisnis, Pertanian Indonesia Makin Melesat Hebat       Antisipasi Krisis Pangan, Petani Katingan Kuala Percepat Tanam       Antisipasi Krisis Pangan, Petani Katingan Kuala Percepat Tanam      
2021-05-11 11:49:23
SIMURP Ubah Kebiasaan Bertani di Karang Agung Ilir, Banyuasin

BANYUASIN – Salah satu aspek yang kerap dikesampingkan dalam kegiatan bertani adalah aspek keberlanjutan. Padahal menerapkan pertanian berkelanjutan sama pentingnya dengan menjaga ketahanan pangan. Pertanian berkelanjutan sendiri merujuk pada proses produksi pertanian yang lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan dengan harapan untuk memastikan tidak terjadi degradasi pada lingkungan tanam baik dalam cakupan mikro maupun makro sehingga ke depannya kegiatan pertanian tetap dapat berlangsung.

 

Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) melalui pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) mengungkit aspek ramah lingkungan. Di BPP Karang Agung Ilir, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, intervensi SIMURP melalui CSA berdampak positif bagi petani.

 

Menurut Rafanal Arif, penyuluh dari BPP Karang Agung Ilir, sejak diajarkan CSA SIMURP, kebiasaannya dalam bertani mulai berubah, salah satunya dari yang biasanya menggunakan teknik hambur padi, sekarang beralih ke jajar legowo. 

 

“Tidak hanya dari sisi pola tanam, melalui SIMURP kami juga diajarkan cara tanam yang baik, mulai dari persiapan hingga pengelolaan seperti cara membuat pupuk organik yang ramah lingkungan,” terangnya.

 

Menurut Rafanal, petani menyambut antusias adanya SIMURP. Petani di BPP Karang Agung Ilir kini kompak mengubah sistem tanam menjadi tanam jajar legowo. Dengan sistem tanam jajar legowo akan mengurangi kemungkinan serangan hama tikus dan menambah jumlah populasi tanaman padi sebanyak 30%. Selanjutnya, akan coba diterapkan pula metode CSA lain seperti pembuatan pupuk organik dan uji benih untuk mendorong peningkatan produktivitas yang di saat yang sama juga memastikan keberlanjutan lingkungan.


Tag Sumatera Selatan